بواسطة في 3 ساعات
3 المشاهدات
JAKARTA - Unsur penting dalam budaya Indonesia yang sering dianggap sebagai tanda kehormatan dan kesyukuran, cangkok rambut menjadi sorotan media setelah muncul pertanyaan tentang apakah wajib atau tidak dibayar. Hal ini didorong oleh banyak cerita tentang perayaan tradisional dimana cangkok rambut menjadi hadiah bagi tuan rumah. Dalam beberapa wilayah, cangkok rambut sering dianggap sebagai sukarela atau tanda kehormatan walaupun ada juga yang berpendapat bahwa unsur uang harus dipertimbangkan. Menurut etnograf Tirto Idji, seorang pakar kultural dari Universitas Indonesia, bagi beberapa masyarakat Indonesia, cangkok rambut merupakan tanda penghargaan dan perlindungan. Para tamu yang memberikan cangkok rambut kepada tuan rumah seringkali dianggap sebagai orang suci atau mempunyai status khusus. Namun demikian, persoalan tentang uang dibaliknya menjadi kontroversial. Beberapa peringatan tradisional mencakup wujud etis dan beriman, tetapi juga terlibat dalam aktivitas ekonomi. Contohnya, discuss pada perayaan Pesta Kesenian Bali, masyarakat menyiapkan tuan cangkok rambut dan menawarkannya kepada tamu-tuan itu. Unsur uang sering hanyut dalam kegiatan ini, namun sistem perdagangan rambut itu sendiri tidak baiya. Ada juga isu tentang perilaku etis dalam pertukaran cangkok rambut. Beberapa etos harus dijadikan acara khusus dengan keagamaan dan tamu-tuan sebagai bagian penting dalam ritual. Walaupun begitu, ada juga beberapa temuan etis mengenai jual beli rambut secara terbentang-bentang yang menjadi debat di masyarakat. Sisi lain dari persoalan ini adalah sudut pandang dari para aktivis. Aktivis memesankan kata "Haruskan" dalam sistem perdagangan cangkok rambut sebagai upaya untuk memperlebar jangkauan persediaan cangkok rambut di pemasaran fisik dan online. Hal ini memang bukan pilihan yang selamat karena dianggap menghalangi norma etika dan protokol.
المواضيع: discuss, proses cangkok rambut
كن الشخص الأول المعجب بهذا.